Nana Ariani, S.Si
SMA Krakatau Medan

Limbah kulit pisang banyak menjadi sampah organik tanpa manfaat hanya menimbulkan bau yang tidak sedap dan mengundang lalat. Hal ini karena kandungan karbohidratnya 18,5 %, fosfor 28 mg, air 72 gram dan beberapa zat kimia lainnya. Limbah kulit pisang banyak diperoleh dari penjual pisang goreng, dan limbah kulit pisang ini bisa mencapai kurang lebih 17,5 ton/hari.

Berawal dari permasalahan ini maka muncullah ide untuk membuat kegiatan yang bisa meminimalkan sampah atau limbah dari kulit pisang dengan cara membuat cuka dari limbah kulit pisang. Dengan melibatkan sebanyak 36 orang siswa maka kegiatan ini mulai dilaksanakan, mulai dari pencarian limbah kulit pisang, pengrebusan, penyaringan, masa inkubasi sampai dengan pemeriksaan kriteria mutu dan pemasaran produk oleh siswa kepada masyarakat. Selain cuka yang dihasilkan dari limbah kulit pisang, limbah kulit pisang juga menghasilkan kompos bagi kesuburan tanaman yang mengandung zat besi dan fosfor. Respon yang didapat dari mayarakat pun sangat positif, mereka kagum siswa bisa memanfaatkan semaksimal mungkin limbah yang selama ini dibiarkan saja tanpa dimanfaatkan.

Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan keterampilan bagi siswa sehingga bisa menjadi promotor bagi siswa di sekitar sekolah dan tempat tinggal untuk memanfaatkan limbah kulit pisang, selain itu juga bisa menumbuhkan jiwa kewirausahaan bagi siswa. Sedangkan bagi lingkungan diharapkan kegiatan ini bisa mengurangi limbah kulit pisang yang menimbulkan pencemaran.