Oleh Khairunawa, M.Si
SMA Negeri 16 Medan
Jl. Kapten Rahmad Buddin Kel. Terjun Medan
Telp. 061 – 685 0663
Salah satu aktivitas terbaik csf 2007
Pendahuluan
Kurikulum berbasis kompetensi (KBK 2004) menuntut siswa memiliki kecakapan hidup ( life skill ), yang mana kecakapan hidup atau life skill ini sudah tertuang didalam tujuan pendidikan nasional yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, kecakapan, kemandirian, kreatifitas, kesehatan, akhlak, ketaqwaan dan kewarganegaraan. Sehingga akhirnya produk dari hasil pengajaran adalah siswa yang mempunyai paradigma baru.
Untuk membiasakan dan membudayakan berfikir ilmiah, kreatif dan mandiri maka siswa diajak untuk melihat dan mengamati peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang mempunyai dasar ilmiah. Banyak peristiwa yang dialami dalam kehidupan sehari-hari atau kebiasaan yang turun-temurun dari nenek moyang kita ternyata setelah diteliti mempunyai alasan-alasan ilmiah yang dapat dibuktikan keilmiahannya.
Latar belakang
Atas dasar permasalahan tersebut maka muncullah ide sebagai upaya solusi dalam mengatasi permasalahan pemadaman listrik yang sering terjadi di Medan. Pemadaman listrik oleh PLN tidak hanya berlangsung dalam hitungan satu atau dua jam tapi dapat berlangsung sampai 8 jam. Hal ini menjadi permasalahan bagi masyarakat yang menggunakan lemari es sebagai alat bantu untuk penyimpanan bahan makanan. Bahan makanan tersebut apakah berupa sayuran, buah-buahan sampai kepada jenis ikan ataupun daging membutuhkan suhu yang rendah agar zat gizi masih utuh selama masa penyimpanan, tidak terdegradasi oleh mikroba. Inilah yang menjadi permasalahan bagaimana mengatasi permasalahan ketika lemari es tidak dapat digunakan pada saat listrik padam.
Tujuan
Tujuan kegiatan ini adalah agar dapat mendorong siswa untuk kreatif dan mandiri serta dapat menggunakan bahan serta peralatan yang tersedia disekitar lingkungannya tanpa harus disulitkan oleh kendala keterbatasan alat dan bahan atau kondisi ruangan lab sebagai tempat penelitian.
Pelaksanaan program
Pelaksanaan program terdiri dari beberapa tahap yaitu :
1. Sosialisasi program.
Kegiatan sosialisasi ini diawali dengan sosialisasi kepada para siswa dan guru pendukung yang terlibat didalamnya. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai salah satu upaya untuk menyamakan persepsi diantara berbagai pihak yang akan terlibat didalamnya. Dalam kegiatan sosialisasi ini juga disampaikan mengenai maksud dan tujuan program, dengan demikian siswa akan memahami keterkaitan antara kegiatan dengan materi mata pelajaran yang terkait, ( dalam hal ini adalah mata pelajaran ekonomi, biologi dan kimia ) dengan demikian siswa akan mempunyai konsep pembelajaran yang jelas.
2. Mencari informasi dan referensi yang terkait.
Setelah kegiatan sosialisasi maka kegiatan selanjutnya adalah mengajak siswa untuk mencari informasi dan referensi yang terkait. Untuk kegiatan ini dipusatkan di perpustakaan dan laboratorium komputer untuk browsing informasi di internet. Hasil dari informasi yang telah diperoleh akan memperkuat persepsi dan pemahaman siswa tentang apa yang akan dikerjakan. Sehingga siswa mempunyai kerangka konseptual yang jelas dan sistematis.
3. Pembuatan alat.
Pembuatan alat dilakukan di bengkel kerja (laboratorium) sekolah dengan melibatkan seluruh siswa kelas X3 dan XI IPA. Pembuatan alat berdasarkan pada konsep yang sudah disosialisasikan serta didukung oleh referensi yang sudah diperoleh dan didiskusikan bersama.
Pembuatan alat menggunakan beberapa bahan yang berbeda. Hal ini dimaksudkan untuk mencari dan menguji bahan mana yang sesuai dengan hasil yang diharapkan termasuk desain dan ukuran alat yang tepat.
Dari beberapa kali percobaan bahan, alat dan ukuran maka dapat ditentukan bahwa bahan yang paling baik untuk kotak pemeraman adalah dari papan kayu meranti dengan ketebalan 1,5 cm ukuran kotak lebar 40 cm lebar 40 cm dan tinggi 40 cm. Dengan asumsi bahwa dengan bahan tersebut pemakaian alat jadi tahan lama dan bisa digunakan untuk berkali-kali pemeraman.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal untuk kotak yang terbuat dari kayu maka bagian dalam kotak sebaiknya dilapisi oleh trap (alat untuk membawa telur) yang terbuat dari bubur kertas. Hal ini untuk menciptakan kondisi yang hangat namun tetap dalam kondisi lembab.
Sementara untuk memunculkan zat etilen maka digunakan kulit labu kuning (karena kulit labu kuning mengandung zat etilen) yang akan mempercepat proses pemeraman digunakan pipa paralon dengan diameter 2 dim. Dimana pipa didesain sedemikian rupa sehingga mampu mengeluarkan zat etilen kulit labu kuning yang dimasukkan ke dalamnya.
Dari hasil kegiatan uji coba bahan dan alat maka terciptalah kotak alat pemeraman buah yang menggunakan kulit labu kuning sebagai bahan pengganti karbit. Untuk selanjutnya kotak yang semula di beri nama KOTAK AJAIB ini diberi nama NEW WORLD 01 yang disingkat menjadi NW 01.
Pemberian nama baru ini dimaksudkan bahwa dengan proses pemeraman buah dengan kulit labu kuning yang lebih higienis ini diharapkan kita memasuki dunia baru yang lebih baik.
4. Realisasi program.
Realisasi program / pengujian dilakukan di laboratorium SMA YPPI 1 Surabaya dengan dihadiri oleh seluruh siswa yang terlibat, kepala sekolah SMA YPPI 1, guru-guru dan juga relawan CSF.
Dari hasil uji coba dimana buah pisang yang telah dimasukkan pada kotak NW 01 kemudian disegel dan dibuka pada saat realisasi program terbukti bahwa buah pisang telah masak dengan sempurna dan mempunyai aroma dan rasa yang jauh lebih alami dibandingkan jika buah diperam dengan karbit.
Hasil buah yang telah masak diadakan uji rasa yang dilakukan oleh seluruh hadirin. Dan dari uji rasa ini dapat disimpulkan bahwa rasa buah lebih alami dan aroma buah lebih alami disamping warna kulit lebih cerah dan lebih segar karena tidak berpengaruh oleh bahan kimia.
Hasil yang diharapkan
Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah dengan adanya alat/kotak pemeraman yang menggunakan kulit labu sebagai pengganti karbit diharapkan dapat sebagai solusi dalam menghasilkan buah masak yang higienis yang bebas dari kontaminasi zat kimia yang membahayakan bagi kesehatan manusia.
Kendala
Kendala yang dihadapi pada umumnya adalah pada pelaksanaan program yang harus menyesuaikan dengan jadwal sekolah. Mengingat jadwal kegiatan Proses Belajar Mengajar (PBM) yang cukup padat maka pelaksanaan realisasi program mundur dari rencana.
Kendala yang terjadi tersebut bisa dicarikan solusinya karena adanya dukungan yang besar dari sekolah, diantaranya adalah kegiatan dilaksanakan dengan mengambil jam pelajaran ekonomi / akuntansi untuk kelas X dan jam biologi untuk kelas XI IPA.