kemdiknas 28 maret 2011

Johor Bahru — Keunggulan perguruan tinggi atau universitas bukan untuk dipertandingkan, melainkan untuk dikolaborasikan bagi kepentingan umat manusia. Karena itu kehidupan di perguruan tinggi falsafahnya bukan saling menjatuhkan, melainkan saling bersinergi. Ini bisa dilihat dari publikasi-publikasi ilmiah yang dilakukan.

Demikian salah satu pokok pikiran Mendiknas Mohammad Nuh saat menyampaikan pidato penerimaan gelar kehormatan doktor honoris causa dari Universitas Teknologi Malaysia (UTM) Johor Bahru, Malaysia, Sabtu (26/3) siang. Hadir dalam acara yang dirangkai dengan kegiatan wisuda ke-46 itu beberapa rektor dari perguruan tinggi di Indonesia, diantaranya, UI, ITB, IPB, Unesa.

Pemberian doktor HC dilakukan oleh Sultanat (isteri sultan Johor Bahru), Zarith Sofiah binti Almarhum Sultan Idris Shah, yang merangkap pimpinan UTM. Pada acara wisuda itu juga sebanyak 8 orang doktor dan 15 master asal Indonesia, turut diwisuda.

Dikatakan Mendiknas, membangun kerjasama yang erat antar perguruan tinggi di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) adalah mutlak diperlukan untuk meningkatkan daya saing global guna meraih kemakmuran dan kesejahteraan. Kawasan ASEAN merupakan kawasan di dunia dengan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat. Dengan jumlah penduduk sekitar 700 juta serta kekayaan sumberdaya alam yang melimpah dan pertumbuhan ekonomi sekitar 4,1% , ASEAN telah menjadi pusat pertumbuhan dan kekuatan ekonomi baru di dunia.

“Komitmen negara-negara ASEAN untuk menjadikan ASEAN sebagai pasar bebas pada tahun 2015 adalah tantangan dan sekaligus peluang bagi kita. Untuk itu kerjasama yang erat dalam bidang pendidikan mutlak diperlukan. Karena itu pada kesempatan yang sangat baik ini, kami mengajak UTM untuk memperluas kerjasama yang lebih erat dan harmonis lagi dengan berbagai perguruan tinggi di Indonesia,” katanya.

Dikatakannya, ada empat pilar didalam membangun kerjasama yang tidak boleh ditinggalkan, pilar pertama saling memahami, kedua saling pengertian, ketiga saling percaya, dan pilar keempat saling menguntungkan. “Keempat pilar ini menjadi penting sebagai landasan untuk menjalin sebuah kerja sama. Tentu saja dengan terlebih dahulu melihat kebutuhan masing-masing,” katanya.

Pada bagian lain sambutannya, Nuh juga mengingatkan, kalau seseorang atau sebuah negara boleh memilih kawan, tapi tidak bisa dalam memilih tetangga, karena pada dasarnya tetangga adalah sesuatu yang melekat (given). “Karena itulah kerjasama dan menjaga hubungan baik dengan tetangga menjadi penting dan harus, karena hakekatnya memang bertetangga tidak bisa memilih,” katanya.

Terhadap pemberian gelar kehormatan doktor honoris causa, mantan Menkominfo ini mengatakan, pemberian gelar kehormatan yang diterima dari UTM ini bukan untuk dirinya, tapi untuk komunitas pendidikan, khususnya pendidikan tinggi.

“Saya benar-benar tidak menyangka bahwa apa yang saya lakukan semasa menjabat sebagai Rektor Institut Teknologi Sepuluh November, Menteri Komunikasi dan Informatika, serta Menteri Pendidikan Nasional mendapat perhatian yang luar biasa dari sebuah perguruan tinggi terbaik di Malaysia,” katanya. (kem)

Berita diambil dari https://www.kemdiknas.go.id/list_berita/2011/3/28/honoris-causa-utm.aspx

Satu komentar to “kemdiknas 28 maret 2011”

  1. ustad virtual says:

    saya termasukk salah satu peserta yang pernah mencapai babak II dalam seleksi, tetapi sudah lama gak pernah dapat undangan peluncuran program terbaru… minta infonya dung tentang info terbaru dari CSF untuk tahun 2011 ini…




Tinggalkan balasan