Oleh : Sumiati, S Pd
SMA Bina Taruna-Surabaya
Salah satu dari 10 Ringkasan Program Terbaik
Citi Success Fund 2005
Pendahuluan
Beberapa tahun kedepan Indonesia akan ikut serta dalam perdagangan bebas. Oleh karena itu diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang mampu bersaing dan kompeten, salah satu komponen SDM adalah siswa. Untuk dapat bersaing para siswa perlu kreatif. Pemanfaatan tetes tebu/ molases sebagai bahan pembuat kecap adalah salah satu kreatifitas siswa sebagai bekal untuk berwirausaha.
Tetes tebu adalah sisa hasil pengolahan tebu menjadi gula, selama ini tetes tebu masih dianggap sebagai limbah yang dibuang begitu saja, akan tetapi ada juga memanfaatkanya sebagai bahan campuran makanan ternak, sebagai pupuk dan dibuat bumbu masak/ penyedap masakan, seperti MSG (Monosodium Glutamat). Penulis mencoba memanfaatkan tetes tebu sebagai sebagai bahan pembuat kecap karena secara fisik bentuknya mirip dengan kecap, yaitu warnanya coklat kehitaman, kental, rasanya manis keasaman dan baunyapun mirip dengan kecap manis. Karena tetes tebu adalah sisa hasil pembuatan gula, maka secara ekonomis harganya murah dan untuk mendapatkan juga mudah, karena di Indonesia banyak terdapat pabrik gula yang pasti menghasilkan molases/ tetes tebu.
Tujuan
Memberi bekal kepada siswa untuk berwirausaha dengan menerapkan ilmu yang didapat di sekolah khususnya bidang studi ekomomi (Teori produksi dan pemasaran) dan bidang studi kimia (penetralan).
Pelaksanaan program
Jumlah peserta pembuatan kecap dari tetes tebu sebanyak 36 siswa yang dibagi manjadi 6 kelompok, masing–masing beranggotakan 6 siswa. Tiap kelompok didampingi satu orang guru.
Untuk membuat kecap asin rasa udang atau rasa ikan, langkah–langkahnya sama dengan kecap manis rasa udang atau rasa ikan, tetapi kandungan garamnya ditambah atau ikan asinya ditambah. Secara prinsip tahapan pembuatan kecap tetes tebu meliputi tahap pembuatan bumbu, peneteralan tetes tebu, pemasakan/ perebusan tetes tebu dengan bumbunya dan penambahan bahan penambah protein setelah itu dilanjutkan dengan pengemasan. Secara rinci langkah–langkah pembuatanya adalah sebagai berikut :
Pembuatan bumbu :
Bawang putih dan ketumbar dihaluskan dengan menggunakan cobek,
Gula merah diiris–iris .
Peneteralan tetes tebu :
Tetes tebu dinetralkan dengan memberi air kapur tohor/ air gamping dan diaduk–aduk hingga PH mencapai 6/ 7
Pemasakan / perebusan
Bumbu–bumbu yang sudah dihaluskan dan gula merah yang diiris–iris dicampur dengan tetes tebu dalam panci kemudian dididihkan sambil diaduk–aduk untuk meningkatkan kandungan protein ditambahkan kaldu ikan atau udang yang sudah direbus, panaskan terus di atas kompor dengan api kecil sambil diaduk–aduk selama kurang lebih 20 menit, setelah itu diangkat dan didinginkan lebih kurang 40 derajat celcius
Pengemasan
Botol diseterilkan dengan cara dikukus atau direbus kurang lebih 1 jam
Kecap dimasukkan dalam botol dan ditutup
Botol yang sudah diisi diseterilkan kembali dengan cara dikukus
Pemasangan segel dengan cara membenamkan ujung botol beserta segel ke dalam air panas
Pemasangan label.
Kegiatan ini tidak hanya sekedar mengajarkan cara pembuatan kecap dari tetes tebu tetapi bagaimana mengemas yang baik hingga ketahap pemasaran hingga studi kimia.
Kegiatan ini sangat menyenangkan karena para siswa membuat sendiri kecapnya sekaligus bisa memasarkan langsung ke penjual makanan yang banyak terdapat di lingkungan sekolah seperti, tukang bakso, penjual pangsit ayam, penjual sate dan penjual batagor adapun harga jual perbotol Rp. 4.000.
Para kelompok saling “bersaing” untuk memasarkannya, karena ada kebanggaan tersendiri apabila hasil produksi mereka digunakan orang lain.
Hasilnyapun tidak kalah enak dari kecap yang biasa.
Hasil yang diharapkan
- Bagi guru menambah wawasan bahwa kecap tidak hanya terbuat dari kedelai tetapi bisa juga dari tetes tebu
- Bagi siswa memberi wawasan bahwa kecap tidak hanya terbuat dari kedelai tetapi bisa juga dari tetes tebu.
- Bagi sekolah sebagai bahan ajar bidang studi keterampilan.
- Bagi lingkungan dan masyarakat sekitar menciptakan lapangan kerja dan mengurangi jumlah pengangguran