Oleh: Tri Kuntjoro*
Saat ini, masih sedikit guru dengan prestasi yang fantastis dan produktif dalam menghasilkan banyak karya dan ciptaan yang mencengangkan bagi dunia pendidikan. Masih jarang pula ditemui guru yang menulis artikel di blognya dan di-publish agar dapat dibaca oleh murid-muridnya atau rekan-rekan seprofesinya, sehingga dapat menjadi inspirasi dan sebagai knowledge sharing bagi mereka untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya.
Karena itu, saat ini banyak sekali guru yang tidak sekali dirindukan murid-muridnya ketika berhalangan masuk atau absen mengajar. Apa penyebabnya? Penyebabnya karena guru-guru saat ini disinyalir kurang kreatif dan kurang inspiratif.
Sekarang,
masih sedikit guru dengan prestasi yang fantastis dan produktif dalam menghasilkan banyak karya dan ciptaan yang mencengangkan bagi dunia pendidikan. Masih minim pula, guru memiliki temuan-temuan metode pembelajaran dan pengajaran, membuat alat peraga pembelajaran yang kreatif dan menarik yang mampu menarik minat muridnya menjadi gemar belajar dan sangat kreatif.
Sedikit pula guru yang mengarang buku modul/bahan ajar yang kaya warna dan kaya ragam metode pembelajaran. Bahkan sangat sulit ditemui, guru menjadi pembimbing lomba olimpiade di tingkat lokal maupun nasional yang mampu menjadikan muridnya lebih cerdas dan berprestasi.
Karena itu, saat ini banyak sekali guru yang tidak sekali dirindukan murid-muridnya ketika berhalangan masuk atau absen mengajar. Apa penyebabnya? Lagi-lagi, karena korps pahlawan tanpa tanda jasa ini disinyalir kurang kreatif dan kurang inspiratif bagi murid- muridnya.
Ada cara untuk meningkatkan kreatifitas guru agar dapat meningkatkan kerinduan murid-muridnya, dan antusiasme belajar muridnya menjadi meningkat tajam.
Kata kuncinya adalah kreatif.
Apa Itu Kreatif?
Menurut definisi, kreatifitas yang baku dapat diartikan sebagai kemampuan individu yang mengandalkan keunikan dan kemahirannya untuk menghasilkan gagasan baru dan wawasan segar yang sangat bernilai bagi individu.Salah satu ciri orang yang kreatif adalah mampu memunculkan beragam alternatif dari permasalahan.
Pada umumnya orang dewasa mampu memikirkan 3 sampai 6 alternatif pada setiap situasi yang membutuhkan pemecahan masalah. Sedangkan murid-murid kita bahkan mampu memikirkan sekitar 50 alternatif setiap situasi yang membutuhkan pemecahan masalah.
Kreatif sering muncul melalui 2 unsur. Pertama: kefasihan yang ditunjukkan oleh kemampuan menghasilkan sejumlah gagasan besar dalam pemecahan masalah secara
lancar dan cepat; kedua: keluwesan yang pada umumnya mengacu pada kemampuan untuk menemukan gagasan yang berbeda-beda dan luar biasa untuk memecahkan suatu masalah.
Hambatan untuk menjadi kreatif
Ada hambatan yang sering muncul dalam setiap kita akan menjadi kreatif, yang seringkali menyebabkan manusia malas untuk menjadi kreatif. Apa saja hambatan itu?
Hambatan karena kebiasaan. Respons yang telah kita pelajari untuk bertindak secara otomatis tanpa berpikir dalam mengambil keputusan biasanya sulit dan tidak enak mengubahnya karena kebiasaan, apakah kebiasaan itu baik atau buruk.
Kemudian kesibukan merupakan salah satu alasan untuk tidak menjadi kreatif. Namun, ada pula yang mempunyai waktu untuk menjadi lebih kreatif dengan mencari waktu dari 24 jam yang tersedia. Sebagian dari kita merasa selalu berhadapan dengan begitu banyak masalah Namun yang ada, tidak adanya cukup waktu dan tenaga untuk mengatasi beberapa masalah secara kreatif, kemudian mengabaikan semua masalah dan tidak mau mengolahnya dengan cara kreatif pula.
Hambatan akan takut gagal dapat berbentuk pengasingan, kritik, kehilangan waktu, kehilangan pendapatan, atau kecelakaan. Akan tetapi, lebih baik gagal daripada tidak pernah mencoba sama sekali. Banyak diantara kita menemukan kenyataan bahwa mengerahkan tenaga fisik jauh lebih mudah dibandingkan dengan mengerahkan tenaga mental. Kita biasanya melaksanaan pekerjaan selama periode waktu yang cukup lama dengan hanya sedikit berpikir.
Secara tak sengaja kreativitas sering terhambat oleh kritik-kritik orang lain. Bila suatu gagasan baru diperkenalkan, seringkali gagasan tersebut dipatahkan oleh orang lain. Memang kadang hal tersebut penting untuk membantu orang supaya tetap berpijak pada kenyataan, namun seharusnya kritik dapat menjadi pendorong bagi perbaikan kreativitas.
Bagaimana memunculkan gagasan kreatif?
Teknik berpikir kreatif di berbagai tingkatan banyak bersandar pada pengembangan sejumlah gagasan sebagai cara untuk memperoleh gagasan yang baik dan kreatif. Kecenderungan untuk mendapatkan gagasan, pemecahan, atau penjelasan yang umum muncul dan melekat dalam pikiran merupakan kerugian besar bagi kreativitas.
Teknik brainstorming ialah cara yang terbanyak digunakan sebagai teknik pemecahan kreatif. Istilah ini untuk mengacu pada proses yang menghasilkan suatu gagasan baru, kegiatan yang mendorong timbulnya banyak gagasan, termasuk gagasan yang menyimpang liar dan berani dengan harapan agar dapat menghasilkan gagasan yang baik dan kreatif.
Teknik ini lebih cenderung menghasilkan gagasan baru yang orisinal untuk menggantikan
sejumlah gagasan konvensional yang lama ada. Selain itu berpikir secara analogi telah lama digunakan sebagai salah satu alat bantu bagi proses penyusunan secara kreatif.
Bekerja memfokuskan pada tujuan, cara untuk mencapai hasil yang diharapkan secara kreatif. Berbuat seolah-olah apa yang diinginkan akan terjadi besok, telah terjadi saat ini. Jika proses ini dilakukan secara berulang-ulang, maka pikiran Anda akan terpusat ke arah tujuan yang dimaksud.
*) penulis adalah Staf Pengajar Teknologi Informasi & Komunikasi SMA Nur Hidayah Surabaya, dan pemilik blog trikuntjoro.blogspot.com.
January 7th, 2010 at 1:33 pm
Setuju sekali, dengan artikel Anda. Kreatif mati bukan karena malas, atau kebiasaan tetapi karena selalu dikritik orang lain dan lingkungan menganggap aneh.Dari daripada dibilang aneh, lebih baik tak perlu kreatif.Tks Artikel ini lebih dapat mengingatkan guru pada komitmen sedia mencerdaskan anak bangsa dengan kekreatifannya apapun hambatannya.
January 18th, 2010 at 2:55 pm
Malah yang sering terjadi siswa lebih kreatif dari pada gurunya dan sayangnya guru seringkali tidak menganggap itu adalah sebuah kreatifitas. Perpikir kreatif / ide kreatif yg kita temukan acapkali menemukan hambatan untuk pengaplikasiaanya karena peraturan peraturan sekolah misalnya. Hal ini membuat para guru enggan mengambil resiko. Jadi, selain sang guru yang berpikir kreatif tentunya pihak institusi pun perlu memberi dukungan yang maksimal.
Saya sangat setuju jika guru haruslah kreatif. Menghadapi siswa zaman ini tidak cocok lagi dengan konsep ‘galak’, super disiplin, dan ‘hukuman’. siswa sekarang butuh penjelasan yang masuk logika mereka. cara cara kreatif dalam menjelaskan inilah yang harus kita eksplorasi di setiap jam kelas. two thumbs up for this article.
August 31st, 2010 at 8:12 am
[...] situs Aksiguru, menurut definisi, kreatifitas yang baku dapat diartikan sebagai kemampuan individu yang [...]