“ Menguak Manisnya Agribisnis Produksi Jagung Manis “

SMKN 1 Bawen

Nana Mulyana, Sp

Sebagai bahan pangan, jagung adalah sumber karbohidrat kedua setelah beras. Namun lambat laun bergeser menjadi “buah meja” setelah muncul jenis baru yang dikenal dengan “Jagung Manis”. Jagung ini mempunyai bentuk yang menawan mulai dari ujung rambut hingga pangkal tongkolnya. Rasanya super manis karena kadar gula yang relatif tinggi, hingga orang awam menyangka bahwa jagung tersebut diberi pemanis buatan. Karena keunggulan inilah, tiba-tiba jagung manis begitu akrab dan digandrungi masyarakat. Harga jualnyapun menggiurkan hingga semakin banyak Petani yang mengusahakannya baik skala kecil maupun besar. Fakta tersebut menjadi peluang sekaligus tantangan bagaimana mengusahakan jagung manis dengan teknik dan waktu yang tepat sehingga produksi optimal dengan harga memuaskan. Namun disisi lain terdapat pandangan umum di masyarakat khususnya remaja (anak sekolah) bahwa pertanian adalah hal yang ketinggalan, tidak relevan dengan zaman dan tidak menguntungkan.

Program diklat kewirausahaan ini diharapkan menjadi contoh baik bahwa berwirausaha di bidang pertanian adalah mengasyikan dan menguntungkan. Agribisnis produksi jagung manis menjadi salah satu usaha yang cukup menjanjikan. Teknis budidaya jagung manis relatif mudah sehingga sesuai untuk kompetensi awal yang harus dikuasasi siswa kelas X.

Kegiatan pendidikan dan pelatihan agribisnis produksi jagung manis dilakukan di lahan praktik SMK Negeri 1 Bawen. Kegiatan dilaksanakan baik di dalam maupun di luar jam pelajaran dengan melibatkan 2 kelas X ATPH (Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura). Kegiatan dilakukan secara individu untuk memberi pengalaman dan rasa tanggung jawab utuh siklus agribisnis produksi jagung manis. Guru memberikan pengarahan dan bimbingan baik teori maupun praktik secara individu pada semua proses agribisnis produksi jagung manis.

asil jagung manis terdiri atas 2 bagian yakni hasil samping berupa jagung semi atau “Putren” (Baby Corn) yang dipanen bertahap pada umur 42 – 50 hari setelah tanam dan hasil utama berupa jagung manis yang dipanen pada umur 73 hari setelah tanam.

Karena setiap siswa memiliki tanggung jawab dengan luasan lahan dan proses yang seragam, pemasaran hasil dilakukan secara kolektif oleh siswa kepada seorang pedagang (bakul). Produksi jagung manis rata-rata sebanyak 36,2 kg per bedengan (per siswa) sehingga produksi keseluruhan mencapai 2,5 ton. Hasil negosiasi antara siswa peserta diklat dengan pedagang (bakul) disepakati bahwa hasil panen dihargai Rp 3.000,- per kg sehingga hasil panen yang diterima sebesar Rp 7.500.000,-. Harga ini merupakan harga yang istimewa karena harga jual jagung manis di lahan berkisar pada angka Rp 800,- sampai dengan Rp 3.000,- per kg.

Sebagai penutup kegiatan diklat wirausaha agribisnis produksi jagung manis ini, setiap siswa membuat laporan pada buku tulis sesuai format yang ditentukan secara individu dan dipresentasikan di depan kelas secara kelompok.

9 komentar to ““ Menguak Manisnya Agribisnis Produksi Jagung Manis “”

  1. kasmanto says:

    Kegiatan tersebut adalah kegiatan yang perlu dikembangkan dan salah satu alternatif pangan yang menjanjikan untuk dikembangkan lebih lanjut secara Nasional, agar kebutuhan akan salah satu pangan di wilayah Indonesia tercukupi, kembangkan lebih dulu untuk kepentingan secara Nasional, setelah itu kalau boleh dapat di Export ke Manca Negara, tak lupa saya ucapkan selamat kepada Bapak Nana Mulyana, Sp dari SMK Negeri 1 Bawen, atas kreatifitasnya untuk mengembangan salah satu alternatif pangan tersebut, aku suka/cinta jagung manies, kirim ke jakarta pasti laku keras, dan sayapun siap menjadi penampungnya sampai pemasarannya. okey setuju ?! salam SMK Bisa untuk anda semua.




  2. godong jati says:

    This is one of the containers to be creative as well as an inspiration for all kits.
    I hope to continue to develop and support from all parties.




  3. surana says:

    Jagung manis dapat sebagai alternatif pengganti beras … mungkin tidak yaa ../




  4. lukman says:

    mantap.
    budidaya tanaman jagung manis perlu di tingkatkan,untuk memenuhi kebutuhan ,
    mungkinkah budidaya tanaman jagungmanis menggunakan pola pertanaman organik…?

    maju trusss…….
    pantang menyerah sebelum bendera pertanian berkibar…:)




  5. CSF says:

    Semoga semakin banyak orang yang peduli terus mengembangkan tanaman pangan Indonesia khususnya budidiya Jagung Manis, terima kasih




  6. CSF says:

    Bisa saja pak Surana asal saja bisa mensosialisasikan lebih gencar dan terencana dalam jangka panjang, terima kasih




  7. tri zulaikah says:

    alkhamdulillah..tulisannya bagus Pak.
    Terus berkarya ^_^




  8. sigid yuwono says:

    tapi hati2 lah…..jangan sampai pas panen…..pas banjir dipasar… bisa2 Rp 300 per kilo…..salam buat pak nana,p imam.p.alip..p surono….sigid BT angk 96




  9. Endra says:

    Sipp….maju terus. Mari tingkatkan swasembada pangan. Jngan sampe pangan saja tergantung sama luar negri. Klo sampe begitu apa lagi yang bisa di banggakan sebagai bangsa…




Tinggalkan balasan