Jl. Yos Sudarso No. 9 Semarang
Telp. 024 - 7602015
Pendahuluan
Latar belakang
Harus kita akui, saat ini anak didik kita seolah-olah tercabut dari akar budaya dan masyarakatnya sendiri. Sehingga menimbulkan masalah kekerasan antara remaja dan masalah isu-isu lingkungan dan globalisasi. Hari-hari kasih yang sejati dalam hubungan persahabatan antara remaja semakin pudar. Fakta tentang pudarnya nilai persahabatan ini terjadi dimana tindakan bullying akhir-akhir ini tidak mengenal diskriminasi baik jenis kelamin, pelaku, strata pendidikan maupun lokasi. Salah satu cara mencegahnya dengan metode pembelajaran agar siswa melalui reenactment dan reinforcing yang merupakan kinerja yang akan membawa siswanya menjadi reenactor dan reinforcing lewat wayang beber sambil bermain dan sebagai tanggung jawab warga negara untuk melestarikan kebudayaan bangsa.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk:
1. Menimbulkan kegiatan / aktifitas reenactment suatu kondisi dimana kita merasakan seakan-akan mengalami kembali dan aktifitas reinforcing suatu yang saling menguatkan diwujudkan dengan siswa diminta menjadi dalang akan lebih asyik.
2. Siswa makin memahami mengapa tokoh yang diperankan berani mengambil sebuah keputusan sehingga merasakan (lingkungan) yang dialami teresapi. Akhirnya dengan memahami seutuhnya alur cerita siswa menyadari bahwa teman itu adalah sahabat sejati sehingga berani menyatakan Stop Bullying.
Pelaksanaan program terdiri dari beberapa tahap yaitu:
1. Proses pembuatan wayang beber yang melibatkan siswa sehingga ada hubungan siswa dengan konteks nyata keseharian, akhirnya timbul komunikasi dua arah antara guru dengan siswa. Adapun wayang yang dibuat terdiri dari beberapa tokoh:
- Gunungan (kayon)
Gunungan diartikan sebagai lambang suatu tempat atau sumber dari segala sifat hidup dan kehidupan dengan segala sifat baik dan buruknya. - Semar
Semar dilambangkan manusia yang punya kepribadian yang sering disejajarkan dengan “ Manusia Agung, Manusia Sejati, Manusia Kawula Gusti “ menyatunya cipta, rasa dan karsa manusia sesuai dengan kehendak Tuhan. - Togog
Togog menggambarkan orang tua saat ini yang hanya memberi materi terhadap anak tetapi tidak mengontrol perkembangan kepribadian anak.
2. Tahap kedua adalah perlengkapan yang terdiri dari:
- Kelir
- Panggung dan dekorasi
- Ditata oleh siswa untuk melatih kebersamaan dan tanggung jawab.
- Penyusunan naskah
- Penyusunan naskah juga dilakukan secara bersama-sama tanpa meninggalkan Pakem Jawa dan dalam pelaksanaan, improvisasi sangat diperlukan untuk memerankan karakter.
3. Gending
Tehnik dan Montase (settingan) diambil dari rekaman kumpulan gending-gending yang tetap mengikuti patet.
4. Proses Latihan
Latihan dilakukan untuk menggerakkan wayang, cara berjalan, cara sabetannya dan cara aksen bicara.
5. Prosesi pagelaran wayang
Prosesi pagelaran wayang beber dilaksanakan di SMA Citischool Semarang dengan dihadiri oleh pihak sekolah dan juga para siswa.
Profil Guru
Agung Suhartoyo, S.Pd
Tempat tanggal lahir :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Guru , SMA Citischool Semarang
October 15th, 2009 at 5:04 pm
Tingkatkan terus kebudayaan daerah dalam pendidikan.
Kita kaya budaya. Jangan sampai diklaim oleh bangsa lain/ negara tetangga.
February 8th, 2010 at 4:37 pm
Selamat siang,…
Bagus sekali acaranya, semoga semakin melekat budaya yg dulu kita punya dan tidak dianggap jadoel lagi
Salam hangat,