Oleh: Semangat Sembiring*
Perencanaan Awal
Pertama kalinya program CSF dilluncurkan pada tahun 2003, banyak hal yang saya tidak tahu - mulai dari proses pemilihan para juri, penetapan kriteria penjurian, proses penjurian dan aktivitas lainya. Maverick selaku konsultan komunikasi HOPE Indonesia sangatlah membantu dalam proses pemilihan para juri dan saya sangat menghargai dedikasi para juri yang menyumbangkan banyak ide mengenai bagaimana menjalankan program ini, walaupun saya tahu mereka tentunya sangat sibuk namun tetap mau meluangkan waktu dan tenaganya agar program ini berjalan dengan baik.
Kendala yang paling sering saya hadapi dalam menjalan program ini adalah menentukan waktu dan tempat untuk suatu kegiatan program. Untuk membuat 8 orang juri dari pusat dan 5 orang juri dari daerah lain duduk di satu meja untuk mendiskusikan program sangat lah sulit. Ditambah lagi, terkadang dari pihak Hope dan Citi Indonesia sudah menetapkan satu tanggal, tetapi tidak semua orang bisa hadir pada tanggal tersebut.
Ada kalanya semua orang bisa, tetapi tempat tidak memungkinkan, sehingga tidak jarang saya harus merevisi jadwal berkali-kali. Suatu kali saya pernah harus merevisi jadwal sampai 8 kali! Tetapi itulah tantangan buat saya. Dan walaupun demikian para juri sangatlah kooperatif untuk mencari solusi yang terbaik. Tidak jarang satu juri harus mengalah demi terlaksananya sebuah acara dan demi kebersamaan.
Demikian juga dengan juri dari daerah yang siap sedia datang kapan saja ke Jakarta saat diundang, bahkan rela datang pagi hari dan kembali malam harinya karena harus bertugas malam hari sebagai redaktur di media masing-masing.
Arahan dan masukan dari Citi Peka juga sangat membantu proses ini sehingga berjalan dengan baik. Mulai dari Ibu Diita, Illiana, Sonitha, Finni dan juga Ruth Sibarani yang dibuat sangat sibuk untuk menyediakan tempat, terutama di kantor Citibank cabang. Juga peran Branch Manager dan koordinator relawan setiap cabang Citibank sangatlah membantu
Ragam Proposal
Ada beraneka ragam dan kualitas proposal yang selama ini kami terima dari para guru di seluruh Indonesia. Sering kami menerima proposal dari suatu desa kecil yang meminta agar proposalnya diikutsertakan dalam program ini tetapi sayangnya kami tidak bisa mengabulkannya.
Banyak juga proposal dari SMK dan SMP, yang dalam hal ini juga kami tidak bisa mengabulkannya karena program ini khusus untuk para guru tingkat SMA saja dan untuk mendapatkan tambahan dana bagi sebuah kegiatan pembelajaran yang sedang diadakan di sekolah.
Tentang kualitas proposal, ada proposal yang benar-benar dibuat dengan pemikiran yang mendalam sehingga menghasilkan proposal yang orisinil tetapi banyak juga yang hanya sekedar mengirim proposal atau bahkan ada yang copy paste dari proposal guru yang lain. Sangat disayangkan memang, tetapi para juri sangat jeli untuk melihat ini semua. Ada dua tahapan seleksi sehingga hampir dapat dipastikan tidak ada proposal yang dibuat dengan asal-asalan akan lolos.
Pengalaman yang paling seru adalah saat konsolidasi penentuan proposal yang akan masuk ke final atau yang akan diwawancarai untuk menjadi 100 penerima dana. Sampai- sampai ada juri dari daerah yang selama perjalanan ke Jakarta merasa deg-degan dan “takut” datang ke Jakarta. Takutnya kalau proposal dari daerah dimana juri tersebut berasal tidak ada atau sedikit yang lolos ke tahap wawancara, padahal juri daerah tersebut sudah memilih kandidat yang akan lolos ketahap wawancara sehingga seolah-olah juri daerah tersebut salah dalam memberi nilai.
Tetapi tentu saja tetap dicari jalan keluar agar suara dari setiap juri diterima, baik itu dari daerah maupun dari pusat. Dan pada saat konsolidasi CSF 2008 hampir dipastikan semua proposal yang diajukan dari daerah dapat diterima oleh juri dari pusat. Hal ini menandakan bahwa antara juri dari pusat dengan juri dari daerah sudah seirama.
Hasil Akhir Yang Menyenangkan
Sangat senang rasanya melihat para guru mendapat penghargaan sesuai dengan prestasi yang ditunjukannya. Sejak awal dimulainya program ini sudah banyak menghasilkan guru-guru yang berprestasi baik ditingkat pusat maupun daerah.
Sebut saja pada tahun 2003, Pak A. Fatkurohhman guru SMA 32 Jakarta yang menjadi pemenang aktivitas terbaik akhirnya bisa menjadi Wakil Kepala Sekolah. Pada tahun 2004 Pak Sudarno, seorang guru yang energik dan kreatif dari SMA YMIK 1 Manggarai Jakarta Selatan berhasil mendapat penghargaan Kalpataru dari Gubernur Fauzi Bowo dan menerima Satya Lencana Wana Lestari dari Menteri Kehutanan.
Lalu pada tahun 2005 ibu Siti Chaerijah S Pd. dari SMAN 1 Depok, pemenang aktivitas terbaik CSF 2005 berhasil menjadi Kabid. Dikmenjur Kota Depok dan Ibu Dedeh Suatini guru dari SMAN 24 Bandung, pemenang runner up CSF 2005 menjadi Kepala sekolah di SMAN 13 Bandung.
Berlanjut ke tahun 2006, ada Ibu Rina Istianawati S. Pd, guru SMAN 6 Tangerang, pemenang aktivitas terbaik yang mendapat penghargaan dari Dinas Pendidikan Kota Tangeang. Tahun 2007 bapak Engkus Kusnadi S. Pd dari SMAN 2 Bandung, pemenang aktivitas terbaik CSF 2007 mendapat penghargaan dari Paguyuban Sunda dan dari Pemda Jawa Barat.
Selain itu bapak I Putu Sudibawa dari SMAN 1 Sidemen, Bali, yang adalah pemenang aktivitas terbaik CSF 2007 mendapat penghargaan dari kelompok media Bali Pos sebagai guru ajad (guru yang mengembangkan kebudayaan daerah), beliau juga sering menjuarai perlombaan karya tulis tingkat Nasional yang diadakan oleh LIPI maupun Diknas Pusat dan lain sebagainya.
Tahun 2008 ibu Julinar Sinaga S. SoS dari SMA Nurhasana Medan pemenang aktivitas terbaik CSF 2008 mendapat penghargaan atas terpilihnya beliau sebagai salah satu penulis esai terbaik dalam buku “ HARUS BISA” mengenai kepemimpinan serta apresiasinya yang mendalam atas partisipasinya dalam dialog khusus Presiden SBY beserta bapak Dinno Patti Djalal di Jakarta pada tanggal 25 Pebruari 2009.
Selain mereka semua masih banyak lagi guru-guru yang berprestasi yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Harapan
Program ini sudah terbukti membantu banyak sekali guru untuk menjadi lebih fun dan kreatif. Tetapi mengingat program ini sudah berlangsung sangat lama, yaitu 7 tahun berturut-turut, saat ini terjadi suatu kejenuhan. Hal ini dapat dilihat dari semakin menurunnya jumlah proposal yang kami terima. Kejenuhan tidak hanya dialami di pihak guru, tetapi juga dari pihak para juri.
Saran saya, mungkin dapat dicoba jika program ini dialihkan ke jenjang lain seperti SMK atau SMP agar terjadi pembaruan suasana. Selain itu, kami juga sering mendapat telepon dari guru-guru SMK yang menanyakan “kapan kami mendapat giliran, kami juga ingin menjadi guru yang kreatif…”
Salam,
Semangat Sembiring
Prog. Director Education
HOPE worldwide Indonesia
November 9th, 2009 at 3:41 pm
benar, CSF merangsang guru jadi lebih kreatif, kembangkan terus…, jangan sampai putus. braro and terus jaya CSF.!!!
November 11th, 2009 at 12:40 pm
Terima kasih atas dukungannya Pak Putu!
November 17th, 2009 at 4:03 pm
sukses dan tetap semangat untuk CSF (meski gak boleh ikutan lagi hehe…)
sdikit ralat Sudarno SMA YMIK 1 Manggarai jakarta selatan, bukan SMIK 1 Jakarta Selatan
November 18th, 2009 at 5:26 pm
Maaf atas kekeliruan kami, tetap semangat Pak Darno..
November 19th, 2009 at 10:26 am
Sudah dikoreksi ya pak Darno, terima kasih atas koreksinya!
November 19th, 2009 at 12:13 pm
pak semangat dan mba nena…terimakasih hatur nuhun
November 19th, 2009 at 4:54 pm
Halo guru2 CSF
November 24th, 2009 at 12:29 pm
Pak Semangat.
Semoga CSF untuk SMA terus dipertahankan. Jika bisa tambah kota tambah peserta mohon dana tidak hanya disediakan 100 guru se Indonesia nanti ujung-ujungnya hanya pemerataan. Kiranyanya juripun tidak jenuh. Program CSF bisa setara dengan olimpiade internasional jika pegang komitmen kualitas dan kuantitas beriringan. terus maju CSF.
November 24th, 2009 at 5:51 pm
Hm, jadi tertarik baca tulisannya pak Semangat. Mudah2an bisa kayak guru yang disebutkan di atas……
Amiennnnnnnnnn….
@ Bu ary :Btw, emang betul bu… kalau bisa ada ajang International school competitionnya gitu… kan Hope ada dimana2 tuh. Jadi ntar bisa dilihat tingkat kreativitas guru Indo ama negara lain. sip…
August 5th, 2010 at 6:27 pm
Saya bersyukur kepada Tuhan, berkat Csf saya bisa menginspirasi orang lain melalui pertemuan menjadi pembicara (Ikatan Guru Indonesia Jawa Barat, MGMP Geografi Bandung,dsb), tawaran liputan TV. dan Saya punya pengalaman memenangkan lomba tulis Modul Ajar. Csf lah pintu untuk mengembangkan kreatifitas guru, Maju terus. Gbu.
May 3rd, 2012 at 2:11 pm
Adanya dukungan finansial bagi Guru-guru SMK oleh CSF dan Yayasan HOPE Indonesia, membangkitkan motivasi kegiatan pembelajaran di sekolah, yang kurang baik akan menjadi lebih baik, yang kurang akan ditambah, sehingga kompetensi siswa menjadi lebih maksimal, berdampak pada kebanggaan sebagai siswa yang mandiri dan berprestasi. lanjutkan perjuanganmu CSF dan Yayasan HOPE Indonesia, untuk membantu kegiatan Pendidikan di Indonesia. salam SMK Bisa!
August 31st, 2012 at 9:04 pm
Program ini mohon terus dikembangkan. Melalui pengalaman saya boleh mendapat bantuan program CSF 3 kali salah satu peserta terbaik (2008), saya di percaya menulis buku, menjadi pembicara, sempat di liput TV DAII dan dapat kesempatan turut melatih tim Oliempiade Geografi Internasional dimana pertama kali RI mengirim dan kemarin (21-27 Agustus di Jerman) berhasil memperoleh medali perak, dan best poster presentation. Terimakasih Yayasan HOPE dan CITI PEDULI.