Oleh: dra. Ary Widi Kristiani*
Berbicara tentang konsep mengajar, sering ditafsirkan berbeda-beda karena senantiasa dilandasi oleh teori belajar tertentu. Proses belajar yang ideal haruslah tumbuh dan berkembang dari diri anak sendiri, dengan kata lain anak-anaklah yang harus aktif belajar, sedangkan guru bertindak sebagai pembimbing.
”Teaching is the guidance of learning acivities, teaching is for the purpose of aiding the pupil to learn ….” maka sesuai dengan rumusan tersebut belajar adalah suatu proses berbuat, bereaksi, memahami karena adanya pengalaman, sedangkan pengalaman pada dasarnya ialah interaksi antara individu dengan lingkungan. Dari hasil pengalaman saya mengajar selama 22 tahun, banyak siswa mengatakan pengalaman langsunglah yang menjadikan mereka lebih mudah mengerti.
Belajar menjadi tidak menyenangkan dapat disebabkan oleh metode yang tidak tepat dan media pendidikan yang kurang mendukung. Pendidikan sekarang lebih mengutamakan aspek kognitif, anak dituntut tahu banyak tanpa implementasi, akhirnya anak hanya belajar mengejar nilai tanpa tahu apa pentingnya belajar materi tersebut.
Masa kecil saya tinggal di Salatiga, lokasi rumah saya berdekatan dengan lokasi sekolah Internasional, mereka belajar sambil bermain. Lalu terpikirkan oleh saya jika guru mengajar dengan cara yang menyenangkan maka akan tumbuh semangat kreatif, inovatif dan proaktif sehingga mampu menginspirasi peserta didik.
Hal ini kemudian saya coba terapkan pada siswa dengan membangun ketertarikan anak kepada materi ajaran sejak awal perkenalan. Dari pengalaman saya mengajar berbagai bidang (Ketrampilan Komputer, Seni Suara, Sosiologi, Geografi dan PLH), ternyata kegiatan pemberian pengalaman bagi siswa sangat diperlukan.
Hal ini dapat mengurangi hambatan-hambatan dalam proses belajar-mengajar yang perlu diatasi, misalnya: verbalisme, kekacauan penafsiran, perhatian anak didik yang bercabang, kurang respons anak, kurang perhatian dan keadaan fisik lingkungan belajar. Keenam aspek tersebut merupakan hambatan-hambatan dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini kegunaan media pendidikan tampak jelas. Media pendidikan bisa menggunakan hal-hal yang ada di sekitar kita: kedua tangan, tembok bahkan alam. Hal ini tergantung kreatifitas guru.
Melalui lembaga seperti Citi Success Fund, mimpi dengan ide kreatif saya dapat terwujud pada November 2005, dengan mengajak siswa belajar bersama anak pantai ujung Genteng Sukabumi, dengan tujuan mengkikis benteng primordialisme dan peduli terhadap lingkungan.
Metodenya Field Study, dimana mereka belajar budaya anak pantai bersama siswa SDN Ciburial dan SDN Jaringao, sekaligus mendapat pengetahuan tentang bagaimana menjaga lingkungan melalui konvervasi penyu.
Selain bermain bersama, siswa diajak mengklasifikasikan moluska dan batuan, serta mengadakan pengukuran dengan menggunakan Kompas, Teodolite dan GPS, kemudian membuat media pelajaran dimana setiap molusca diberi label nama spesiesnya, dan mengenalkannya kepada masyarakat dengan mencetaknya dalam resin.
Pada bulan November 2006 dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pergerakan lempeng dengan bantuan alat yang lebih akurat, GPS Geodetic, untuk membuktikan bahwa pergerakan lempeng Cimandiri dan Lempeng Lembang, dan terbukti pergerakannya 5 cm/th.
Bulan Februari 2009, dengan didanai CSF dilakukan penelitian tentang pemanfaatan limbah jeruk untuk mendaur ulang styrofoam. Program penelitian dengan membuat karya tulis siswa perlu dilakukan, karena dengan membaca literatur, kita tahu bahwa ada banyak hal yang dapat dilakukan.
Saya bereksperimen, dengan memilih siswa yang berprestasi baik, bahkan siswa ranking terakhir, mendorong semuanya menulis untuk berpartisipasi dalam lomba Karya Tulis. Banyak yang menyangsikan kemampuan saya atau siswa saya, namun hasil ketekunan dan berkat Tuhan, memberi kesempatan siswa yang saya bimbing, Anoky, meraih juara 3 Lomba Artikel Pelajar Tk. Jabar yang diadakan oleh Biofarm. Selain itu Sri Raskita , Edwin, dan Linda menjadi Finalis se-Jabar dalam LKTI Korpri Jabar. Theresia menjadi juara ke 2 LKTI se-Jabar.
Saya juga memiliki pengalaman membimbing siswa dalam program Bioclub, dan kami pernah memenangkan lomba kreatifitas siswa se-Jabar di ITB, dengan menampilkan Rempeyek Cacing Kalung. Juga Penelitian limbah kacang-kacangan sebagai sumber hormon Auksin terhadap tumbuhan Caysim.
Dalam belajar pasti banyak tantangan, namun dengan dasar menyenangi profesi akan menjadikan seorang guru tidak menyerah dengan keterbatasan fasilitas, lingkungan kerja yang tidak mendukung, bahkan mungkin manajemen yang kurang kondusif. Kita dapat belajar dari negara Finlandia yang berhasil memperoleh peringkat pendidikan terbaik di dunia mengalahkan Amerika, Inggris, dsb, karena dalam menyampaikan materi memperhatikan kejiwaan siswa.
Tapi apakah kita akan diam? Saya pribadi menyambut kabar gembira atas program pemerintah yang dimuat di Kompas (10/10’2009) bahwa guru harus meningkatkan penelitian, setelah mereka mengantongi sertifikasi guru. Melalui semangat menulis dan kegiatan meneliti, guru dan siswa dilatih untuk berpikir lebih kritis, skeptis, dan analitis; dengan harapan memiliki sikap yang kompeten, faktual, objektif, jujur, adil dan terbuka.
Dengan demikian iklim yang menyenangkan dapat terwujud, dan Pendidikan Indonesia tidak akan kalah dengan masyarakat negara lain. Belajar dan mengajar yang menyenangkan diawali dari membangun motivasi senang, ada hasrat ingin tahu dan sedia bekerja sama. Gurupun harus sedia menerima kritik masukan dari siswa, gurupun harus rela memberikan kepercayaan kepada seluruh siswa , bahwa mereka bisa. Gurupun harus menyadari bahwa masih perlu banyak belajar, apalagi peserta didik, yang mempunyai kultur berbeda.
Kiranya apa yang saya bagikan, yang jauh dari sempurna ini, dapat menginspirasi rekan-rekan seprofesi, guru. Mari kita sambut program CSF yang sangat konsisten dalam membantu kemanusian dalam memajukan pendidikan, turut mewujudkan ide-ide yang mungkin tidak dapat terwujud karena keterbatasan fasilitas. Terima kasih CITI PEKA dan Hope Indonesia.
* Penulis adalah guru SMAK 3 BPK PENABUR Bandung yang juga pemenang pendanaan CSF 2005, CSF 2006, CFS 2008 dan aktivitas terbaik 2008
November 19th, 2009 at 12:18 pm
benar bu…, terimakasih telah memberikan inspirasi lain dalam dunia pendidikan dan selamat atas apa yang ibu raih, salam sukses
November 20th, 2009 at 10:22 am
Pak Sudarno,
Aksiguru juga sudah punya Facebook Page lho pak.. Ikut bergabung yuk, di link berikut: https://www.facebook.com/group.php?gid=197080855208#/pages/Dki-Jakarta/Aksi-Guru/197325487227?ref=ts
Ditunggu ya pak Sudarno..
November 24th, 2009 at 12:01 pm
Maaf ada kesalahan penulisan yang tertulis berpikir “tidak skeptis” seharusnya kata tidaknya hilang jadi “berpikir skeptis” (mendasarkan pada fakta). tks.
November 24th, 2009 at 3:23 pm
Sudah direvisi ya Bu Ary.. Terima kasih sudah diingatkan..
November 24th, 2009 at 5:40 pm
Hm, mudah2an bu bisa menginspirasi saya. jujur baru 3 tahunan saya mengajar, jadi belum banyak pengalaman.
December 9th, 2009 at 10:19 am
Menarik sekali apa yang ditulis oleh sahabat lamaku ini, itulah gambaran nyata dunia pendidikan di Indonesia. Yang perlu dibangun ke depan adalah membangkitkan motivasi dan kepercayaan diri pendidik dan siswa untuk maju dan berinovasi. Sebab kekurang percayaan diri menjadi hambatan untuk berkreasi dan berinovasi. Selamat dan suksess selalu.
January 15th, 2010 at 4:57 pm
ayo bu bkin eksperimen yg baru..
biar ekserimen ibu bisa di pakai oleh semua orang,,,,
January 15th, 2010 at 5:37 pm
Hmm,.saya sbg plajar setuju dgn pndapat ibu Ary..kalau menurut saya,sekolah itu bkn hanya untk mncari nilai.,jika kita hanya ingin mencari nilai si mnurut saya bisa sja dgn membeli rapor..tp 1alasan bersekolah adlh membentuk karakter positif..,tp dlm skolah kadang’ pelajar merasa jenuh dgn metode belajar dr guru yg bersangkutan,,sehingga benar apa kata ibu Ary tentang belajar yg menyenangkan,karena dgn metode blajar yg menyenangkan dapat menghilangkan kejenuhan siswa dlm blajar.,..sekiranya guru’ dapat mengerti tentang masalah kejenuhan pelajar dalam proses belajar sehingga dpt menemukan metode yg lebih menarik bagi pelajar namun masih dlm ruang lingkup materi yg di ajarkan.,trims~
Mohon maaf jika dalam coment ini ada kesalahan dlm penulisan dan tutur kata..maju trus pndidikan Indonesia
January 15th, 2010 at 5:58 pm
Bu Ary, mungkin pembelajaran ini dapat saya ikuti lewat jejak ibu. Saya minta dukungan ibu. Trims . . .
January 15th, 2010 at 8:25 pm
tulisan ini sangat berguna.
karena hanya dengan limbah buah jeruk bisa dipergunakan untuk mendaur ulang styrofoam
January 17th, 2010 at 9:45 pm
Bu…sangat menarik, artikel yang ibu tulis sangat menarik dan menggugah anak-anak sekolah untuk masa depannya.
sangat membangun motivasi anak-anak untuk menjadi sukses.
selamat ya Bu Ari…
Sukses.
January 17th, 2010 at 9:53 pm
Bu Ary…
cara mengajar Ibu di SMAK 3, sangat membangun kami sebagai siswa, sesuai dengan karya tulis yang ibu buat.
eksperimen yang diadakan ibu di SMAK 3, sangat berguna bagi kami sebagai murid.
saya juga jadi terinspirasi dengan karya tulis yang ibu buat.
SUKSES ya Bu…
GBU
January 20th, 2010 at 6:29 pm
bner bu klo menurut saya guru itu hanya membantu muridnya belajar truz juga klo dikasih praktek lebih gampang nyerap k otak drpd ngejelasin berkali-kali
January 22nd, 2010 at 7:11 pm
artikel ibu sangat menarik sekali… jgn bosan2 membuat eksperimen yg lbh baik lg bu..!!! tp saya di ajak lg ya bu klo ada eksperimen2 lg kaya dlu.. hehehe… GBU
January 27th, 2010 at 1:07 am
btul abnget bu kan bosen kalo blajarnya ngga pake praktek..(:
saya sangat dukung banget kreatifitas ibu dalam mengajak anak” bwt bsa memahami pelajaran dengan baik dan cepat…sukses yh bu (:
January 31st, 2010 at 3:12 pm
Experimen-experimen ibu bnyk bngt…
Wlopun Ibu udh gak sekolah lg, tp Ibu mempunyai segudang experimen…
Saya aja sbagai murid msh kurang experimen…
Saya salut sama Ibu…
Krna Ibu membantu smangat Qta anak-anak SMAK 3 supaya Qta dpt bersemangat dlm bljr dan membangun experimen-experimen semasih Qta muda…
Lanjutin experimen-experimennya yach, bu…
Slalu berhasil…
JBU Bu Ary… ^^
June 23rd, 2010 at 10:48 pm
Banyak ide tapi terkadang sistem kurang mendukung. Terimakasih karena anak-anak bangsa saya terus berjuang.
July 11th, 2010 at 9:32 am
waahhh… bu ary itu ide kreatifnya banyak, karena terlalu banyak jd bingung yg mana yg diimplementasi duluan.. semangat bu, tetap dekat dengan Tuhan spy tetap dibimbing di jalan yg benar, krn org benar selalu dibela Tuhan.. sukses selalu untuk bu ary..
July 14th, 2010 at 9:59 pm
Ibu,tulisan Ibu sangat bagus.. Ibu dapat menjelaskan bagaimana cara belajar yang menyenangkan.. Walau saya belum bisa merasakan metode pengajaran Ibu,saya yakin Ibu dapat menerapkan cara belajar yang menyenangkan.. Selain itu,saya tertarik dengan percobaan kulit jeruk yang Ibu lakukan.. Semoga penelitian Ibu berguna bagi lingkungan sekitar untuk mengurangi limbah.. Terima kasih,Bu..
Rowi James
Kelas X A
July 14th, 2010 at 11:07 pm
sungguh menginspirasi bu.
jangan menyerah dengan anak-anak yang memiliki nilai pas, karena dibalik kekurangan mereka kita dapat menemukan sesuatu yang berbeda dengan mereka yang memiliki ranking.
Terus berjuang bu….
GBU ^^
August 8th, 2010 at 10:27 am
untuk bu ari , terus berjuang menambah ilmu para siswa dan siswi SMAK 3
May 11th, 2011 at 12:29 pm
Kalaulah kebanyakan guru melakukan seperti yang Ibu lakukan, betapa bahagianya siswa belajar. Yang muaranya tentulah menghasilkan anak-anak yang luar biasa bagi dirinya dan lingkungannya. Semoga semangat Ibu akan menginspirasi guru maupun siswa untuk melakukan yang terbaik. Semangat terus untuk anak-anak negeri ini n GBU.
May 27th, 2011 at 9:25 pm
tks untuk semua yang memberikan dukungan untuk tetap semangat. kata orang bijak, bahwa semua orang dilahirkan pandai tapi tidak akan menjadi kecedasan jika tidak memiliki ketangguhan. Ketangguhan untuk terus berkarya adalah salah satu bentuk pengucapan syukur kepada YME.